SMP  

Perjuangan Haikal Pelajar SMP Jualan Sayur Keliling Agar Bisa Bersekolah

Publikasipendidikan.com | Sulawesi Barat, Polewali Mandar – Kisah yang dijalani Haikal (14) anak bungsu dua bersaudara dari pasangan Husni (43) dan Abdul Latih (60). Berbeda dengan kisah anak lain seusianya. Dia merupakan warga Kelurahan Mapilli, Kecamatan Mapilli, Polman.

Seorang pelajar SMP di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) setiap hari berjualan sayur keliling sebelum berangkat ke sekolah. Dia berjalan kaki sejauh ratusan meter sambil menjajakan sayur jualannya demi meringankan beban sang ibu.

Pada awak media Haikal berkata, “Saya kasihan lihat mama, saya takut kalau mama kelelahan soalnya harus mendorong (gerobak),” Sabtu (1/10/2022).

Pelajar SMP ini berjualan sayur keliling menggunakan gerobak dorong yang biasanya dimanfaatkan warga untuk mengangkat pasir ataupun semen. Haikal juga tidak canggung melayani pembeli, kendati mengenakan seragam sekolah.

Ia mengaku tidak malu ketika harus membagi waktunya untuk berjualan sayur. Dirinya bangga dan bersyukur, lantaran kegiatannya ini mendapat banyak dukungan termasuk dari teman-temannya.

“Saya tidak pernah merasa malu, apalagi teman-teman bahkan guru di sekolah memberi jempol, karena saya mau berusaha untuk membantu orang tua,” tutur pelajar yang saat ini duduk di bangku kelas III SMP.

Ia berjualan sayur dilakukan sepagi mungkin, agar tidak terlambat ke sekolah. Dirinya mengaku harus bangun lebih subuh untuk mempersiapkan sayur mayur yang akan dijual termasuk menyiapkan seragam dan kebutuhan sekolah.

Haikal membeberkan, “Makanya setiap hari harus bangun lebih pagi, salat kemudian mandi lalu menyiapkan segala kebutuhan, termasuk untuk sekolah, setelah itu baru berangkat bersama mama berjualan, setelah itu kembali ke rumah untuk persiapan ke sekolah.”

Meski demikian setiap hari membantu orang tuanya berjualan, tidak lantas membuat Haikal lupa belajar. Sepulang sekolah, dia mengaku tetap berupaya meluangkan waktu untuk mengulang pelajaran di sekolah.

“Saya tetap belajar, sepulang sekolah dan saat waktu senggang, saya luangkan waktu untuk belajar, mengulang kembali pelajaran di sekolah, setelah itu baru saya bantu orang tua, termasuk membersihkan rumah,” ungkap remaja yang bercita-cita menjadi seorang polisi itu.

Husni sang Ibu, mengaku jika aktivitas Haikal yang mendampinginya berjualan sayur telah dilakukan sejak setahun terakhir. Tidak hanya berjualan, Husni mengaku jika sore hari Haikal juga membantunya mencari sayur mayur.

“Sudah hampir setahun begini (jualan sayur keliling), memang sejak dulu dia (Haikal) selalu bantu saya, termasuk untuk urusan di rumah, sepulang sekolah, biasanya dia juga yang mencari sayur untuk dijual,” ucap Husni.

Husni mengatakan, tidak jarang aktivitas berjualan sayur dilakukan Haikal seorang diri, bergantian dengan kakaknya bernama Muh Irfan yang saat ini menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

“Mereka bisa gantian bantu saya jualan, kalau kakaknya lagi tidak bisa, Haikal yang menemani, bahkan kalau hari libur, terkadang mereka berjualan sendiri,” ungkap Husni.

Bahkan menurut Husni, usai membantu di rumah, kedua putranya itu juga banyak menghabiskan waktu di masjid.

“Selain membantu saya berjualan termasuk di rumah, Haikal dan kakaknya juga banyak menghabiskan waktu di Masjid, membantu pengurus masjid,” tutupnya.

Untuk diketahui, Haikal merupakan salah satu pelajar dari keluarga kurang mampu. Sang ayah diketahui berprofesi sebagai pengayuh becak dengan upah pas-pasan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

error: Content is protected !!