Publikasipendidikan.com | Malang – Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah komite Malang Raya berkolaborasi dengan SMP Muhammadiyah 02 Kota Malang yang dikenal sebagai sekolah inovasi mengadakan Program Green School (Sekolah Hijau).
Kepala SMP Muhammadiyah 02 (SMP Muda) Kota Malang Supriyanto SPdi MPd mengatakan acara ini diselenggarakan 2 pertemuan. Pertama, 06 Agustus 2022 yang dibuka dengan nonton bareng film The Story of Plastic. Film ini memperlihatkan perjalanan plastik mulai dari awal pembuatan hingga menjadi tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik.
“Kedua, dilaksanakan Jumat 16 September 2022. Siswa belajar lebih dalam mengenai aktivitas sehari-hari yang berpotensi menimbulkan sampah dan belajar tentang cara pemilahannya,” ujarnya.
Dia memaparkan tujuan dari kegiatan ini adalah bertujuan membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan. Sasaran khusus dari kegiatan tersebut ialah seluruh siswa mulai dari kelas VII-IX. Program ini juga merupakan aplikasi label sekolah sebagai sekolah inovasi dengan Program Green School (Sekolah Hijau).
Pada pertemuan kedua, intensitas siswa sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari respon mereka selama pembelajaran berlangsung, maupun saat menelusuri kelas dan lingkungan sekolah untuk mencari tahu jalur perjalanan sampah di sekolah mereka.
“Di waktu yang bersamaan, siswa diarahkan untuk mengumpulkan sampah-sampah yang mereka temui. Setelahnya, dilakukan pemilahan bersama-sama dalam dua kategori umum, sampah organik dan anorganik. Kegiatan ini sebagai bentuk kampanye pilah sampah dalam sekolah agar seluruh civitas akademik sekolah inovasi lebih memperhatikan lingkungan,” tambahnya.
Program Green School
Salah satu pegiat Kader Hijau Muhammadiyah Komite Raya Malang Ghina Afifah mengutarakan Program Green School menjadi wadah teman-teman KHM untuk belajar dan mengajar. Selain sebagai tempat untuk mengedukasi adik-adik di SMP 2 Muhammadiyah tentang lingkungan di usia dini, Green School juga menjadi lab bagi kami.
“Bersama-sama dengan civitas akademik di sana, kami akan membuat produk nyata yang pastinya produk yang berkaitan dengan aksi dalam menyelamatkan lingkungan.”
Hal senada juga disampaikan Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 02 Kota Malang. Supriyanto menambahkan harapan adanya Green School diharapkan tidak hanya sebatas retoris atau teoritis bagi siswa, namun juga dapat menunjang secara praktis dan ada yang dapat dihasilkan.
“Misalkan pengelolahan sampah yang anorganik dijadikan ecobrick atau sampah organik dijadikan kompos sehingga dapat menjadi produk yang konkret. Namun yang paling utama adalah keberlangsungan kesadaran lingkungan serta pengelolahannya baik di sekolah maupun di rumah masing-masing.”
Program Green School ini, haraonya, mampu memberikan dampak positif bagi siswa agar di kemudian hari kesadaran pelestarian lingkungan ini bisa diteruskan pada generasi selanjutnya, serta mampu mewujudkan suatu lingkungan yang asri dan lestari untuk dirinya maupun masyarakat. (Red)