Pesta Rakyat Hadirkan Kuda Lumping di Batu Raja Tebing Tinggi

PublikasiPendidikan.com|Masyarakat desa Batu Raja Lama dan Batu Raja Baru merasa terhibur dengan adanya atraksi yang ditampilkan kelompok seni kuda lumping Sido Mukti yang beralamat di komplek stasiun kereta api (Depo) Tebing Tinggi.

Seni kuda lumping yang juga biasa disebut kuda kepang dibawa pimpinan Salimin atau biasa di panggil Jebul. Pertunjukan kuda lumping dilakukan dalam rangka pesta rakyat dan sebagai sarana untuk promosi kesenian kearifan lokal.

Memang kuda lumping yang di pulau Jawa dikenal dengan istilah jatilan atau jaranan berasal dari kesenian etnis Jawa, khususnya JawaTengah.

Kehadiran kuda Lumping di Tebing Tinggi tidak luput dari keberadaan pedatang dari Jawa yang kerja di Tebing Tinggi, awalnya mereka sering memesan seni kuda sebagai wujud syukur atas hajatan yang dilaksana seperti nikahan.

Karena kebutuhan akhirnya berkembanglah seni kuda lumpang di Tebing Tinggi. Rata-rata pemain kuda lumping merupakan putra-putri yang lahir di Tebing-Tinggi.

Selama covid 19 yang berlangsung 2 tahun mengakibatkan aktivitas seni kuda lumpung melakukan atraksi macet atau tidak bisa unjuk kebolehan.

Setiap tahun di komplek kereta api dilakukan pentas kuda lumping yang ditonton masyarakat dari penjuru Tebing Tinggi atau sekitarnya. Pejabat seperti bupati maupun DPRD Empat Lawang menyempatkan diri menyaksikan atraksi mereka yang sulit diterima dengan nalar seperti melewati bara api, dipecut dengan cambuk yang ada apinya, menginjak beling atau pecahan kaca dan atraksi yang lain yang tidak kalah menegangkan.

Kepala Desa Batu Raja Lama menyambut baik kehadiran seni kuda lumping didesanya. “Kuda lumping sebagai sarana hiburan rakyat yang sarat dengan nilai-nilai budaya” tegas kepala desa Batu Raja Baru yang dilantik pada 8 September 2022.

Camat Tebing Tinggi berharap kedepannya selain penampilan kuda lumping diharapkan ada festival jajanan khas dari Jawa yang banyak memanfaatkan bahan pangan yang banyak di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati seperti ubi dan jagung.

Selain itu ditampilkan makanan khas Empat Lawang Lempok, tempoyak, serabi, gunjing dan lengkok. Tidak lupa juga ada lomba permainan jaman dahulu yang sekarang jarang dijumpai. Padahal nilai sangat berharga untuk mengasah mental dan kreativitas anak.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

error: Content is protected !!